Back

Berita Harga USD/INR: Menguat ke 82,30 karena Powell Melihat Suku Bunga The Fed Lebih Tinggi

  • USD/INR telah naik mendekati 82,30 di tengah menguatnya sentimen risk-off.
  • Permintaan obligasi pemerintah AS telah turun drastis, yang telah mendorong imbal hasil pemerintah AS bertenor 10 tahun di atas 4,0%.
  • Powell dari The Fed percaya bahwa suku bunga acuan kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diprakirakan sebelumnya.

Pasangan USD/INR telah menyaksikan minat beli yang luar biasa pada pembukaan karena para investor telah mulai mengabaikan dampak dari lonjakan semalam dalam Indeks Dolar AS (DXY). Indeks USD telah mencetak level tertinggi baru dalam tiga bulan di atas 105,80 karena ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell telah mendukung suku bunga yang lebih tinggi untuk menjinakkan inflasi yang terus bertahan.

Kontrak Berjangka S&P500 telah menyerahkan kenaikan nominalmya yang dihasilkan di sesi Asia, yang menggambarkan peningkatan kekuatan tema penghindaran risiko. Permintaan untuk obligasi pemerintah AS telah turun drastis, yang telah mendorong imbal hasil pemerintah AS bertenor 10 tahun di atas 4,0%.

Tampaknya angka inflasi Januari yang di atas target, ketahanan dalam belanja konsumen, dan penambahan gaji yang mengejutkan di pasar tenaga kerja memaksa Powell The Fed terdengar sangat hawkish untuk panduan suku bunga.

Powell mengutip "Tingkat suku bunga tertinggi kemungkinan akan lebih tinggi daripada yang diantisipasi sebelumnya," setelah "data ekonomi terbaru lebih kuat daripada yang diprakirakan."

USD/INR diprakirakan akan tetap bergejolak menjelang rilis angka Perubahan Ketenegakerjaan Automatic Data Processing (ADP) Amerika Serikat. Sesuai dengan estimasi awal, data ekonomi terlihat pada 200 Ribu, lebih tinggi dari rilis sebelumnya 106 Ribu.

Dari sisi minyak, harga minyak telah turun di bawah $78,00 di tengah meningkatnya risiko resesi dalam perekonomian AS. Dari perspektif jangka panjang, Haitham Al Ghais, Sekretaris Jenderal Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengatakan, "Tiongkok diprakirakan akan menyumbang 500 ribu-600 ribu bph (barel per hari) permintaan minyak baru tahun ini." Dia lebih lanjut menambahkan, "Kami sangat optimis mengenai Tiongkok, tetapi Eropa menjadi perhatian."

Perlu dicatat bahwa India adalah salah satu importir minyak terbesar dan harga minyak yang lebih tinggi akan mendukung Rupee India.

 

Prakiraan Harga Emas: Penjual XAU/USD Sentuh $1.805 karena Powell The Fed Dorong Imbal Hasil – Confluence Detector

Harga emas (XAU/USD) turun selama tiga hari berturut-turut karena turun ke level terendah dalam satu minggu di tengah menguatnya Dolar AS. Perlu dicat
مزید پڑھیں Previous

BOJ akan AKhiri YCC pada 2023 tetapi Kemungkinan Tidak Akan Mengubahnya Pekan Ini – Survei Reuters

"Bank of Japan (BoJ) akan mengakhiri kebijakan pengendalian imbal hasil jangka panjangnya tahun ini," demikian hasil jajak pendapat Reuters yang dipub
مزید پڑھیں Next